Kamis, 04 Juli 2019

City of Curses (Part 1)


Cerpen Karangan : Arfikriawan
Genre : Thriller , Family


            Dave adalah seorang ayah dan memiliki seorang anak perempuan yang masih berusia kurang lebih 8 tahun. Pekerjaan ia sebagai karyawan dari sebuah perusahaan besar di suatu negara. Sebelumnya ia dengan keluarga kecil nya tinggal di sebuah kota besar, namun karena urusan pekerjaan ia dan keluarga kecil nya ini harus pindah ke kota lain dalam jangka waktu yang panjang. Akhirnya mereka meninggalkan keramaian kota besar tempat mereka tinggal menuju ke sebuah kota kecil yang tenang.
            Sudah 2 bulan berlalu mereka menjalani kehidupan baru di kota yang baru. Mereka pun tampaknya sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan baru nya. Karir Dave memang meningkat setelah ia pindah ke kota ini. Sang istri yang bernama Reva dan anak nya yang bernama Sylvia sudah merasa nyaman tinggal di kota kecil yang damai ini.
            Hingga pada suatu hari, Reva menonton sebuah berita dari salah satu stasiun lokal. Dikabarkan, bahwa di daerah tempat mereka tinggal ini sudah ada yang terjangkit virus yang masih belum dikenali. Namun, gubernur dari daerah ini melakukan konfrensi pers dengan menyebutkan “berita ini memang benar adanya, namun sudah ditangani oleh pihak yang bertanggung jawab” ia juga menambahkan, “untuk seluruh warga, saya mohon untuk tidak panik. Karena saya bisa menjamin bahwa kota ini akan baik baik saja” ucap sang gubernur. Meski gubernur sudah menjamin keamanan dari kota, Reva masih cemas dengan keadaan yang terjadi.
            Saat makan malam bersama dengan Dave, Reva memberitahu berita yang ia tonton di tv tadi siang.”pah, kamu udah tahu kabar tentang kota ini ?” tanya Reva. “tentang virus yang menyerang warga kota ini ya ?. kan sudah di klarifikasi oleh gubernur sudah aman” Jawab Dave. “tapi pah, bunda masih merasa tidak aman loh” balas Reva, “sudah lah kamu kebanyakan nonton film nih jadi nya mikir yang engga engga. Hehe”jawab Dave sambil bercanda kepada istri Reva. Akhirnya pembicaraan itu berakhir, dan mereka langsung menuju kamar tidur nya.
            Beberapa hari setelah itu, pada pagi hari Dave berangkat ke kantor dan Reva mengantar Sylvia ke sekolah. Ketika tiba di sekolah, dari mobil yang di kendarai Reva terlihat ada kericuhan yang terjadi di sekolah Sylvia. Reva mengendarai mobil dengan perlahan dan rasa takut mencoba mendekati sekolah.
            Ketika sudah memasuki gerbang sekolah, Reva dan Sylvia melihat ada seorang yang sedang memakan orang lain, dan ada yang berjalan di samping mobil nya dengan tampilan yang sudah aneh. Tidak seperti manusia pada umumnya, pada bagian muka nya ada banyak sekali darah. Reva dengan rasa takut dan bingung langsung memundurkan mobil nya untuk pergi dari sekolah ini. Sylvia yang tidak tahu apa – apa langsung bertanya kepada Reva “bun, sekolah aku kenapa ? kok bunda malah pergi lagi?” tanya kebingungan dari Sylvia dengan segala kejadian itu. “kamu duduk saja disini, pakai lagi seat belt kamu ya sayang. Kita ke kantor papah sekarang” jawab Reva.
            Reva yang ketakutan menancap mobil nya dengan kecepatan penuh menuju kantor suami nya Dave. Tiba di kantor Dave, Reva langsung menelpon Dave untuk menemui nya di mobil. Setelah beberapa menit, Dave menghampiri mobil Reva. Saat membuka pintu mobil, Dave terkejut karena masih ada Sylvia. “loh kok sylvia masih ada disini, kamu ga jadi ke sekolah ?”. Reva menyuruh Dave untuk masuk kedalam mobil dan mengunci pintu mobil. “pah, aku tadi sudah mengantar sylvia ke sekolah. Tapi aku langsung balik lagi dan kesini” jawab Reva dengan nada yang tergesa-gesa karena masih merasa panik. Reva langsung menjelaskan kejadian di sekolah Sylvia. Dave pun kaget, dan berusaha menenangkan keluarga nya “kamu gak bercanda kan bun ? yaudah papah hari ini izin dari kantor dulu deh untuk tenangin kalian dirumah”. Akhirnya mereka pulang menuju rumah mereka.
            Setelah mereka memarkirkan mobil mereka di depan rumah, ada seorang pria. Tetangga nya yang sudah lanjut usia sedang berjalan di dekat mobil mereka. Dave yang dikenal ramah oleh tetangga nya pun langsung menegur pria tersebut. Ketika berbalik badan, pria tersebut sudah mirip dengan apa yang dilihat Reva dan Sylvia di sekolah. Dave yang kebingungan langsung menggendong Sylvia dan menuntun Reva untuk masuk ke dalam rumah mereka dengan cepat. Setelah sampai di depan rumah mereka, sayang nya Reva terkena cakar dan gigitan pada bagian bahu nya. Secara spontan Dave menendang pria yang menggigit Reva itu hingga jatuh. Mereka sekeluarga pun masuk ke dalam rumah dengan Reva yang memiliki luka yang cukup parah. Dave langsung mengunci pintu dan jendela rumah, lalu mencari kotak P3K untuk luka Reva. Sylvia yang masih kebingungan dengan apa yang telah ia lalui di hari itu hanya bisa memeluk sang bunda yang merasakan luka cukup parah.
            Dave tiba dengan membawa kotak P3K nya dan langsung memberikan pertolongan kepada istri nya. Wajah pada Reva yang sudah berubah menjadi sangat pucat pun membuat Dave meneteskan air mata sambil membalut luka nya dengan perban. Reva pun memberikan pesan pada keluarga nya itu “Dave, aku sepertinya udah ga sanggup lagi. Kalau aku mati tolong kamu jagain Sylvia ya” ucap Reva dengan nada yang lemas. “KAMU KUAT REVA, KAMU PASTI BISA!” jawab Dave dengan nada yang tinggi. Akhirnya Reva perlahan menutup mata nya dan tubuhnya melemas. Dave yang memegang Reva langsung memeluknya sambil berkata “aku janji sama kamu aku akan jaga sylvia”. Reva pun makin kehilangan kesadarannya dan Sylvia sontak memeluk kedua orang tua nya. “bunda, jangan tinggalin via. Pah, tolongin bunda pah!” tangis Sylvia. Dave pun langsung memeluk Sylvia dan berkata “bunda sudah tenang, sekarang tinggal papah yang harus jaga sylvia. Kamu harus inget apa kata bunda yaa” Dave menangis karena tidak menyangka hal ini akan terjadi pada keluarga nya.
            Melihat mayat istri nya yang terbujur di dalam rumah nya. Dave ingin menguburkan Reva dengan layak di halaman rumah nya. melihat kondisi luar rumah yang tidak kondusif, banyak orang yang terjangkit virus menjadi seperti zombie. Dave pun menunggu kondisi diluar membaik untuk menguburkan mayat Reva.
            Dave membawa Sylvia yang terus menerus menangis dan memeluk tubuh mamah nya itu menuju ke kamarnya di lantai 2. Sylvia yang masih ketakutan itu berusaha di tenangkan oleh ayah nya di dalam kamarnya. Setelah Sylvia sudah lebih tenang, terdengar suara barang jatuh dari lantai bawah. Dave yang kaget, langsung bergegas memantau lantai bawah. “ayah jangan kemana-mana Sylvia takut” minta Sylvia. “kamu tunggu disini dulu ya, papah Cuma mau cek doang dari tangga kok. Papah sayang kamu” sambil mencium kening Sylvia. Dave keluar dari kamar Sylvia dan menutupnya kembali dengan rapat-rapat.
            Ketika tiba tangga, Dave mengintip ke lantai bawah. Mayat Reva yang tadi nya terbujur di lantai sekarang menghilang. Dave langsung turun untuk mengecek mayat istrinya. Terdengar suara piring jatuh di dapur rumah nya. kemudian Dave langsung mengecek dapur rumah nya dengan membawa stick golf yang ada di dekat tangga. “siapa disitu ? dimana istri ku ?” tanya Dave berteriak sambil perlahan menghampiri dapur. Setelah ia tiba di dapur, melihat istrinya sedang berjalan dan bertingkah aneh. Dave yang melihat nya tersontak dan terdiam, melihat istri nya yang tadi sudah mati sekarang baik baik saja di dapur rumah nya. “Reva, kamu ngapain ?” tanya kebingungan Dave. Reva yang sebelumnya menghadap keluar jendela, langsung berbalik ke arah Dave. Dave lagi lagi kaget melihat kondisi istrinya setelah memutarkan badan mengarah ke dirinya. Ternyata kondisi Reva sangat membingungkan, Mata nya yang berubah menjadi warna hijau dan air liur keluar dari rongga bibir nya sangat menjijikan. Wujud Reva menjadi seperti zombie pada film film di TV. “sayang kamu gapapa ?” tanya Dave meyakinkan dirinya. Reva tiba tiba berusaha menyerang Dave dengan gigitan. Beruntung Dave mampu menghindari serangan istrinya. Dave yang berfikir bahwa itu bukan lagi istri nya, melainkan zombie yang terlahir dari virus bekas cakaran tetangga nya itu langsung memukul kepala Reva dengan stick golf yang di pegangnya itu. Akhirnya zombie yang ada pada tubuh Reva itu sudah tidak berkutik alias sudah mati.
            Lalu bagaimana perjuangan seorang ayah dan anak perempuannya untuk bertahan hidup dari kota yang hampir 80% warga nya berubah menjadi zombie? . kita lihat kelanjutan cerita nya pada part 2. Mohon sabar menunggu yaa reader. See you on the next part

Cinta Segitiga ?


Cerpen Karangan : Arfikriawan
Genre : Cinta, Misteri


            Arfi adalah seorang remaja yang sedang mencintai teman sewaktu kecil nya Lia. Namun, arfi tidak berani untuk mengungapkan perasaannya itu kepada Lia. Ia hanya memendam perasaan sambil menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan cinta nya itu. Lalu, apakah Lia tidak peka terhadap perasaannya arfi ?. jawabannya adalah Lia sebenarnya sudah mengetahui apa yang dirasakan arfi pada dirinya, namun ia hanya menunggu arfi untuk menyatakan cinta nya.
            Sampai pada suatu hari, Arfi yang sedang berada di dekat rumah Lia melihat ada seorang temannya, Mahar sedang berjalan kaki. Arfi yang melihat teman nya itu, sontak menegurnya “woy, mahar !”. Mahar pun menoleh ke arah Arfi, lalu menghampiri arfi yang sedang duduk – duduk di suatu café dekat rumah Lia itu. “woy fi, ngapain lu di sini sendirian?” tanya Mahar sambil mengambil kursi. “gua lagi janjian sama si Lia, katanya dia mau minta bantuin ngerjain tugas” jawab Arfi. Mahar dan Arfi baru saling mengenal karena mereka adalah teman kuliah, tetapi Mahar sudah mengetahui hubungan Arfi dengan Lia karena Arfi selalu menceritakan Lia kepada Mahar.
            Tidak lama mereka mengobrol, datang Lia yang membawa tas berisi laptop untuk mengerjakan tugas kuliah nya. Sebelum Lia tiba di meja mereka, Mahar langsung izin ke Arfi “Fi, gua cabut duluan deh ya. Lagi buru buru nih soalnya”. “oke har, gapapa. Hati-hati yaa” jawab Arfi. “oke fi” jawab mahar sambil meninggalkan Arfi.
            Setelah Mahar pergi, Lia sudah sampai di meja tempat Arfi duduk. “oi fi, maaf ya udah nungguin lama” kata Lia. Arfi yang sudah menunggu hampir 1 jam di tempat itu memang sudah merasa bosan menunggu Lia. Namun, apa daya demi bertemu dengan Lia ia sih rela menunggu berjam – jam. “gapapa kok Ia” jawab Arfi. Akhirnya mereka memulai mengerjakan tugas Lia, dengan maksud modus Arfi ke Lia.
            Beberapa hari kemudian, Arfi juga sedang nongkrong di café dekat rumah Lia lagi, tetapi sekarang ia tidak bermaksud untuk bertemu dengan Lia tetapi Arfi hanya ingin mengerjakan tugas kuliah nya sendiri di café tersebut. Selang beberapa menit Arfi melihat ada sesuatu yang janggal di pinggir jalan. Yaa ternyata dugaan Arfi benar, ia melihat Lia yang sedang berjalan bersama dengan Mahar menuju café yang ada Arfi. Saat mereka tiba di café, Arfi yang kebingungan menegur mereka berdua. “Lia, lu udah kenal sama Mahar?” tanya Arfi kebingungan kepada Lia. Sama halnya Mahar, Lia hanya mengenal Mahar dari cerita-cerita Arfi. “eh kok ada elu fi ?” tanya Lia yang panik melihat Arfi. Mereka pun duduk bersama dan Mahar menjelaskan kepada Arfi “jadi gini fi, sebenernya gua sama Lia itu udah pacaran 3 bulan”. Arfi yang gak percaya dengan omongan Mahar itu langsung tanya ke Lia “ahh lu pasti bercanda har. Emang bener Ia ?”. Lia hanya menganggukan kepala nya sambil melirik ke arah Mahar.
            Arfi yang sudah lama mengagumi Lia tapi tidak bisa mendapatkannya pun langsung meledak-ledak emosi nya. “nih apa apaan sih har, gua kira lu temen gua. Gua curhat sama lu tentang perasaan gua ke Lia. Eh ternyata lu malah tusuk gua, bener bener lu har!” ucap Arfi dengan nada yang tinggi. Lia yang melihat Arfi dan Mahar yang hampir berantem pun langsung melerai mereka sambil berkata “Arfi, kamu itu Cuma sahabat aku yaa. Kamu ga berhak ngatur aku untuk pacaran sama siapa aja!” jawab Lia dengan menunjukan jari telunjuk nya ke arah Arfi. Perasaan Arfi di saat itu sangat hancur, sehingga Arfi dengan wajah kesal nya meninggalkan café dan 2 orang sahabat nya ini.
            2 tahun setelah kejadian di café tersebut, akhirnya Arfi mendapat undangan reuni bersama teman-teman kampus nya dulu. Selama itu juga Arfi sudah putus kontak dengan Lia dan Mahar. Hari reuni pun tiba, Arfi yang datang sendirian dengan mobil BMW terbaru itu langsung memasuki restoran tempat reuni nya. Restoran itu sudah dipenuhi dengan teman-teman kuliah Arfi, karena Arfi datangnya juga cukup terlambat. Terlihat di pojok restoran, ada sahabat lama nya Arfi yaitu Mahar. Ternyata setelah putus kontak dengannya selama kurang lebih 2 tahun, Mahar masih pacaran dengan Lia. Arfi yang sebenarnya masih belum move on terpaksa ia harus bergabung dengan Mahar yang bersama dengan teman-teman dekat mereka berdua.
            Arfi duduk tepat di depan Mahar dan Lia, tetapi Arfi yang masih menutup hati untuk mereka pun tidak mau menegur sapa dengannya. “Woy fi, apa kabar lo ?” tanya Rafi. “baik bro, lu gimana kabar nya ?” tanya balik Arfi kepada Rafi. “baik kok” jawab Rafi. Obrolan yang asik diatas meja tersebut pun terus berlangsung, tetapi Arfi dan Mahar belom sama sekali saling sapa. “oi lu berdua bukannya dulu deket banget ya kayak orang pacaran. Kok gua liat liat sekarang lu diem dieman sih?” tanya Ray. “gak kenapa-kenapa kok Ray” jawab Arfi dan Mahar mengangguk-angguk.
            Tidak terasa, acara Reuni itu sudah berakhir dan mereka semua bersiap-siap untuk meninggalkan tempat. Lalu Ray mengajakan mereka “yah udah selesai aja nih acara. Kita lanjut nongkrong di rumah Rafi yok, sekalian nostalgia jaman jaman kuliah”. “ayolah kita nongkrong dulu, gua masih kangen juga sama lu pada” jawab Rafi. Mahar yang masih bersama Lia pun menolak nya dengan alasan ingin mengantar Lia “waduh padahal gua pengen ikut, tapi gua bawa pacar gua broo”. Lalu Lia yang mandiri pun langsung menanggapi tolakan Mahar “gapapa yang, kamu nongkrong aja sana sama teman teman kamu. Aku bisa naek ojek online kok”. Wajah Arfi terlihat jijik mendengar pembicaraan mereka berdua. Akhirnya Lia pergi meninggalkan Mahar dan teman-teman. Arfi, Mahar, dan teman-teman kuliah nya langsung berangkat menuju rumah Rafi.
            Mereka semua tiba dirumah Rafi pada hari sudah malam. Lalu Rafi mengajak Arfi dan Mahar untuk membeli makanan di ujung jalan rumah Rafi. Mereka bertiga pun berjalan kaki untuk membeli makan. Namun sayang, tempat makan nya. sehingga mereka lanjut jalan menuju tempat makan lainnya.
            Pada saat itu hari sudah gelap dan memang rumah Rafi masih di kelilingi oleh hutan hutan dan ada danau di tepi jalan. Mereka bertiga tetap melanjutkan perjalanan walaupun di jalan itu hanya ada mereka bertiga. “eh, kok gelap banget sih nih jalanan.” Tanya Arfi. “emang udah biasa fi. Jam segini warga udah pada masuk rumah” jawab Rafi. “gimana kalo kita balap lari aja sampe ujung jalan itu, yang kalah bayarin makanan yaa” tantang Rafi. “gua demen nih yang gini gini, ayo dah” jawab Mahar. Arfi juga setuju dengan tantang tersebut. Mereka akhirnya bersiap untuk memulai balap lari nya.
            Balapan pun dimulai, tetapi terdapat suatu insiden. Mahar yang saat itu berada di posisi paling belakang melihat ada yang mengikuti mereka. Pada saat ia menoleh ke belakang, ternyata ada seekor macan liar yang mengikuti mereka. “Woy, Ada Macan di belakang !” teriak mahar. Mereka bertiga pun langsung lari sekencang-kencang nya sambil berteriak minta tolong. Namun naas, Mahar yang berada di belakang tidak bisa menandingi kencang nya hewan tersebut sehingga iya terkena cakar dan terjatuh.
            Setelah situasi aman, Rafi dan Arfi langsung berhenti dan menarik nafas. “eh si Mahar gimana? Kita harus balik lagi, kita harus selamatin dia. Tapi gimana ?” tanya kebingungan dan panik dari Rafi. “iya kita harus selamatin dia, tapi gua masih belom dapet ide sama sekali. Kalo kita nekat kesana, kita juga bakalan mati”. Jawab Arfi yang merasa imba terhadap sahabat lama nya ini.
            Tetapi setelah Arfi menjawab pertanyaan dari Rafi. Arfi pun langsung terdiam dan berpikir “si Mahar meninggal. Terus otomatis si Lia jomblo dong?!” Arfi bertanya - tanya pada dirinya sendiri. “kalo Lia jomblo, berarti masih ada harapan buat gua bisa deketin si Lia lagi?. Why not” tambah Arfi “kayaknya ini karma si Mahar deh karna udah tikung gua haha” Arfi sambil tersenyum-senyum sendiri.
            Rafi yang melihat Arfi tersenyum, langsung menegurnya “fi, lu kenapa senyum-senyum sendiri ? temen lu lagi kena musibah juga !”. Arfi yang tidak sadar, langsung mengeles dari pertanyaan Rafi “ehmm.. gua lagi mikirin cara nya buat selamatin Mahar nih”. “Gimana kalo kita telepon polisi dan ambulans sambil nunggu kondisi sudah aman” tambah Arfi. “iya juga sih, tapi gimana nasib si Mahar fi ?” Rafi yang kebingungan bertanya lagi ke Arfi. “yaudah dia juga pasti udah mati disana. Kita sama polisi dan ambulans selamatkan jasad nya saja” jawab tenang dari Arfi.
            Pada akhirnya polisi datang dan menemukan jasad Mahar. Mahar sudah ditemukan dengan keadaan yang cukup tragis. Jasadnya pun di masukan ke kantong mayat dan dibawa oleh ambulans.
            Arfi yang memiliki keinginan untuk mendekati Lia lagi pun mengabarkan kejadian Mahar. Lia sontak menangis dan Arfi dengan otak licik nya pun langsung berusaha menenangkan Lia. Apakah Arfi mampu mendapatkan kembali pujaan hati nya Lia yang sedang berduka ? kita tunggu kelanjutan cerita nya di part selanjutnya. Terima kasih yang sudah membaca cerita ini. Byee

Rabu, 03 Juli 2019

Review Film Avengers : End Game (2019)


(SPOILER ALERT)




Sebelum masuk ke dalam pembahasan, marilah kita ingat kembali seberapa besar hype pada film rilisan dari Marvel Cinematic Universe (MCU) yaitu Marvel Avengers : End Game. Film yang di rilis pada akhir bulan April 2019 ini merupakan sequel dari film The Avengers (2012). Genre film ini Action , Adventure , dan SCi-Fi.
Cukup segitu aja ya intro untuk film Avengers : End Game ini. Untuk lebih lengkap nya bisa langsung klik disini aja.
            Pengalaman yang saya dapat setelah selesai menonton film yang berdurasi kurang lebih 3 jam ini adalah “WOW”. Ini pertama kali nya saya nonton film yang durasi nya sepanjang itu. Tapi film sepanjang itu tetap tidak terasa lama nya sama sekali, mungkin karena saya menonton dengan terlalu fokus sehingga saya ga peduli dengan waktu sama sekali.
            Jadi film avengers : endgame ini cerita nya merupakan kelanjutan dari avengers : infinity war. Musuh yang masih sama yaitu Thanos. Pada Infinity War, Thanos berhasil memenangkan pertarungannya melawan para avengers di Wakanda, markas Black Panther karena sudah memiliki ke-5 Infinity Stone. Banyak avengers yang gugur dari pertarungan tersebut, diantara nya : Black Panther, Spiderman, Peter Quill, Doctor Strange, Gamora, Vision, Scarlet Witch, dll.  Para hero yang tersisa setelah pertarungan melawan thanos juga terpisah. Seperti hal nya Iron Man dan Nebula yang masih tersesat di luar angkasa. Yang tersisa di bumi ialah Captain America, Black Widow, Thor, Rocket Raccon, Hulk, Iron Patriot.
Ekspektasi pada Captain Marvel

            Jujur sebenarnya yang saya tunggu di film ini yaitu aksi dari Captain Marvel, Carol Denvers. Dimana sebelum perilisan film Endgame ini, salah satu film MCU yang dirilis yaitu Captain Marvel. Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa Captain Marvel ini adalah kunci dari kemenangan Avengers melawan Thanos. Saya pun juga ikut berspekulasi begitu juga dong. Dengan kekuatan yang di miliki nya, saya yakin banget dia mampu mengalahkan thanos. Tapi.. , saya cukup kecewa sih dengan peran si Captain Marvel ini. Yang di pikir-pikir dia akan berperan penting dalam melawan thanos justru hanya muncul di awal dan akhir film saja. Kemunculannya di akhir film juga menurut saya tidak sekuat pikiran saya tentang dia saat melawan Thanos. Pokoknya Captain Marvel ini sangat jauh dari ekspektasi saya di film ini. Tapi, dia berhasil menghancurkan kapal thanos yang besar dan mengangkut pasukannya.
Black Widow

            Natasha Romanoff atau Black Widow merupakan salah satu dari original Avengers atau dari film The Avengers pada tahun 2012. Yaa , pada scene mati nya Natasha ini ia melakukan Time Heist bersama dengan HawkEye untuk mengambil Soul Stone. Sama seperti pada infinity war, untuk mendapatkan soul stone thanos harus mengorbankan nyawa gamora untuk ditukar dengan soul stone. Tapi di scene ini saya bukannya sedih kayak kebanyakan penonton, justru senyum-senyum sendiri sambil mikir “mau mati kok rebutan” hahah. Akhirnya Natasha yang mengorbankan nyawa nya dan HawkEye pun berhasil mendapatkan soul stone nya dan membawa nya pulang kembali. Jadi kesimpulannya sih, mereka berdua ini memang superhero sejati. Berani mengorbankan nyawa nya untuk kepentingan umat manusia.
Time Heist

            Sebelum perilisan Endgame, saya sempat buka video-video di Youtube tentang apa yang akan terjadi di film Avengers : Endgame nanti nya. Ada yang bilang kalau para avengers akan melakukan time travel untuk melawan thanos kembali. Tapi, film ini emang gabisa di tebak begitu aja. Itu yang bikin saya suka dengan film-film MCU.
            Avengers menyebut nya dengan sebutan Time Heist, bukan Time Traveler. Saya rasa sih pinter juga sih, para avengers tidak melakukan pertarungan ulang melawan , justru mencuri infinity stone sebelum di ambil oleh thanos dan kemudian digunakan untuk mengembalikan semua orang yang mati karena jentikan jari Thanos. Nah , setelah itu baru dimulai deh pertarungan ulang melawan thanos.
Avengers Assemble
            Moment paling wow sih menurut saya sih pas berkumpulnya semua avengers. Itu benar-benar scene paling epic sih. Semua nya pada datang ke pertarungan dengan menggunakan portal dari Doctor Strange. Setelah berkumpul dan bikin formasi, langsung Captain America bilang “AVENGERS, ASSEMBLE !”. Kayaknya sampai saat ini, kalo saya liat scene ini lagi , pasti langsung merinding tiba tiba (bukan karena ada makhluk halus yaa).
Kesimpulan
            Padahal masih banyak yang saya ingin bahas disini, tapi buat pembaca yang belum nonton film ini dan ingin nonton film ini bakal kena spoiler. Lebih baik kalian rasakan dulu film nya, terus kita bahas bareng sama teman, keluarga, pacar, dll.
            Jadi untuk karakter, banyak point point yang sudah jadikan superhero favorit di film Avengers : EndGame. Pertama untuk I’ll give my respect to Iron Man and Blackwidow, I LOVE YOU 3000. Terima kasih untuk Iron Man yang udah sukses saya keluar air mata pas scene terakhirnya bersama Spiderman sebelum ia mati. Untuk karakter yang best fighter sih tetap yaa, Steve Roger atau Captain America. Tapi menurut saya, perlawanan melawan thanos tidak akan bisa dimenangkan kalo gaada “tikus yang iseng di gudang”. Kayaknya harus pakai hashtag ThankyouMouse hehehe.
            Namanya kesimpulan, berarti saya juga harus memberikan rating pada film ini. Oke langsung aja saya kasih film ini rating 9,5/10 . kenapa gak 10 ? kok tanggung banget sih ?. ya sebenarnya sih saya bisa aja kasih nilai 10 , Untuk di IMDB saya sudah memberikan 10/10 karena gabisa 9,5 . karena hal kecil sih saya gak kasih nilai sempurna, karena ekspektasi saya ke Captain Marvel alias Carol Denvers yang terlalu tinggi di film Avengers : End Game ini tidak terpenuhi. Tapi overall film ini sih THE BEST.
            Terima kasih teman-teman sudah mau membaca review saya tentang film Avengers : End Game ini. Semoga ini bisa bikin kita yang sudah nonton bisa mengingat kembali tiap – tiap adegan favorit kita masing – masing. Dan pesan untuk yang belom nonton, buruan nonton deh. Hehehe.

Sumber :